Pendakian Gunung Ijen, Banyuwangi

Pendakian Kawah Ijen, Gunung Ijen Banyuwangi


      Tepatnya awal januari 2016 ketika aku sedang berlibur di kota nenek , baik nenek dari ayah maupun ibu. Kota itu berada di jawa timur, kota paling ujung timur pulau jawa dan berseberangan dengan pulau bali. Yaps kota banyuwangi. Kota  yang terkenal akan wisatanya, baik wisata alam, makanan, hiburan maupun magisnya.

     Ketika itu aku ikut bersama dengan kedua paman dan nenek ku yang pulang,karena habis datang dari rumahku di karawang karena kakakku yang menikah saat itu.  Orangtuaku asli jawa timur tetapi tinggal di kota karawang. Aku bareng dengan keluarga dari mamahku, karena kluarga dari papahku sudah pulang duluan.

        Setelah dari rumah om dari mamahku, aku pergi ke nenek dari ayahku. Aku tinggal bersama nenek , tante dan sepupuku. Karena ayahku anak pertama jadi aku memanggil tante. Tanteku ini semuanya tinggal di kota b,sedangkan om/ adik dari ayahku tinggal dikota s.

      Hari sabtu malam minggu aku dan sepupuku berencana untuk naik ke gunung ijen, kami rencana naik pukul 3 pagi, dan berangkat jam 12 malam. Karena ingin melihat blufire dari kawah ijen, sekalian melihat sunrise di pagi hari, tetapi karena malam itu kondisi sedang hujan kami membatalkan rencana tersebut. Sehingga kami merencanakan subuh2, jam 5 berangkat menuju kawah ijen.

     Subuh menjelang, pagi yang cerah waktu itu Kami pun bersiap untuk bergegas. Kami tidak lupa membawa bekal air, makanan dan bekal sarapan. Setelah kami siap kami pun berangkat. Rumah nenek ku yang berada di banyuwangi kota , hanya membutuhkan waktu 1 jam menuju pintu masuk kawah ijen.

    Sepanjang perjalanan kami melintasi pinggiran kota banyuwangi, melintasi daerah pegunungan. Kami menuju sebelah barat banyuwangi, karena sebelah timurnya laut.  Disini jalan semakin menanjak, berkelok2 dan juga suhunya semakin dingin dipagi itu. Kemudian kami memilih jalur alternative, disini terdapat 2 jalur untuk menuju gunung ijen. Jalur ini cukup terjal tanjakannya, serta kecil jalannya. Karena sepupuku yang membawa motor jadi sudah hapal dan terbiasa sama jalan ini. Kemudian melintasi kebun perhutani, kanan kiri terdapat pohon kopi dan pohon2 yang besar-besar.

    Kemudian kita memasuki derah kawasan ijen, kami dikenakan biaya retribusi 5 rb . disini peandangannya berupa hutan pohon cengkeh,. Pohon yang menghasilkan cengkeh yang berbau wangi, Rempah2 asli Indonesia yang sangat berharga. Selain menjadi bahan campuran masakan, bisa dijadikan obat dan penghangat tubuh. Oya cengkeh juga menjadi campuran rokok.

     Kemudian sampailah dikaki gunung ijen, jalan disini mulai terjal. Fyi jalan disini biasa dipakai oleh pembalap sepeda Tour de Ijen, , balapan sepedah tingkat internasional. Jadi jalan nya bagus, beraspal.

    Sampai disatu tanjakan tinggi, yang mengharuskan sepupuku yang turun sementara aku yang naik dan membawa motor sampai diatas. Secara aku lebh tua dari sepupuku hehe. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan. Oh ya banyak juga lho petani madu/ peternak madu yang membuka lahan disini, karena dingin tempatnya jadi cocok dijadikan ternak madu. Peternak madu juga menjual madunya dipinggir jalan . pagi itu sehabis hujan jadi terasa dingin sekali, sampai2 aku membawa motor karena tidak pakai sarung tangan serasa ati rasa karena saking dinginnya .

    Kemudian setelah 1 jam perjalanan akhirnya kami sampai di pintu masuk pendakian menuju kawah ijen.  Kami memarkirkan sepeda motor selanjutnya membeli tiket masuk yang waktu itu harganya 7500 per orang.  Setelah itu kami sarapan untuk mengisi perut .

    Oh ya hampir ditempat wisata dibanyuwangi banyak bule/ turis loh, karena para bule ini mungkin bosan dibali, selain itu banyuwangi juga banyak sekali tempat wisatanya.

    Sebelum Kami  berangkat untuk naik kami bertemu dengan bule , bule ini tinggi, besar dan yang anehnya dia berpenampilan seperti avatar aang , mulai dari pakaiannya yang aneh(mirip pakaiannya aang, avatar) , tato panah kebawah dikepalanya, seperti ikon download wkwk. pokoke mirip seperti kartun avatar aang. Saat itu aku lupa untuk memfoto jadi aku lanjut aja perjalannanya. Kemudian kami berjalan, saat kami naik ternyata banyak juga yang turun. Sering sekali kami bertemu dengan bule.

     Pukul 7.30 kami memulai perjalanan. Perjalanan yang lumayan melelahkan, awal mula yaiu jalanan berpasir yang padat yang miring 60 derajat. Karena aku jarang olahraga saat itu makanya aku ngos2an hehe. Tapi trek selanjutnya mudah untuk dilalui. Oh ya jalan ini biasa digunakan oleh para penambang belerang. Banyak juga penambang belerang disini, mulai dari yang dipikul hingga dibawa menggunakan gerobak.

    1 jam berlalu, Akhirnya sampai di warung tempat beristirahat. Kira2 disini ketinggiannya sudah hamper 2000 mdpl, karena dari pos awal ketinggiannya 1800an mdpl. Selain warung , disini juga terdapat rumah peninggalan belanda. Mungkin untuk memantau aktivitas gunung. Disni banyak orang2 beristirahat.

       Kami melanjutkan perjalanan. Jalanan mulai landai dan memutari gunung.  Kami juga sering  bertemu penambang yang menambal jalan dengan tanah agar gerobak yang mengankut belerang dapat berjalan. Sekitar setengah jam perjalanan kami akhirnya sampai di bibir kawah. Wuuuh aroma belerang  serta penambang belerang yang memarkirkan pikulannya di pinggir jalan. Oh ya pikulan ini beratnya 50 kg lho, coba bayangin aja yang mikul ini bapak2 wes tuek , udah tua masih kuat ngangkat. Saya berasa malu sekali  nanjak gini aja udah ngosngosan hehhe.



     Kemudian kami mengambil foto  pemandangan kawah ijen yang memukau. Kawah yang berwarna hijau toska seperti warna batu bacan dengan luas 500 hektar mungkin kemudian batuan kuning belerang dalam kawah yang mengeluarkan asap tebal. Karena bau kami menggunakan masker .tak lupa kami berselfie  dengan pemandangan kawah ijen.

    Kemudian kami menuju bibir kawah agak keatas, mencari view pemandangan yang bagus sekaligus memakan bekal yang dibawa.  Pada saat itu kabut datang, membuat pandangan menjadi terhalang. Yah yasudahlah. Saat itu sekitar jam setengah 10 setelah kami mendaki keatas selama 1,5 jam.  Kita beristirahat sambil makan2 bekal sekitar 30 menit. Karena dirasa kabut tidak kunjung menghilang, dan pemandangan menjadi ga keliatan kami memutuskan untuk turun. Kira2 jam 10.30 saat itu.


    Waktu kami turun kami berpapasan dengan bule, seorang bapak2 yang tingginya sekitar 185an. aku mengobrol dengan bule tersebut. Dia bercerita berasal dari Australia, dan main ke banyuangi untuk melihat kawah ijen dan akupun bercerita tentangku.



    Setelah kami mengobrol kami pun turun, bule tersebut turun duluan.  Kami pun turun setelah berfoto untuk terakhir kalinya . kemudian kami turun. Terlihat awan yang kelabu , beserta sinar matahari yang redup membuat kami melangkah cepat.  Karena cuaca cepat sekali berubah, waktu pagi cerah, siangnya mendung. Setelah 1 jam akhirnya kami hamper sampai di pos awal tetapi hujan turun rintik2  Membuat kami berjalan hamper lari . akhirnya sampai di pos awal dan kami segera berteduh.

    Kami berteduh di warung, kemudian kami memesan makanan mie seduh untuk menghangatkan diri. Kemudian kami mengobrol  dengan pemilik warung tersebut. Katanya baru hujan disini, sedangkan tadi malem disini tidak hujan. Apaa? Ternyata mungkin kalo tadi malam kita berangkat mungkin bisa melihat blufire serta sunrise. Tetapi karena dikota hujan dan sudah terjadi yasudah lahhh.

     Hujan tak kunjung reda, kami putuskan untuk ke air terjun kawah ijen, dimana air terjun dari kawah ijen . kami berangkat diwaktu hujan , dan 10 menit kemudian kami sampai. Karena sedang hujan maka dilarang naik keatas, karena batu2nya licin. Cukup melihat air terjun  dari bawah. Air ini berwana kuning , airnya juga berasal dai kawah ijen.


    Setelah itu kami putuskan untuk pulang sambil hujan2an. Brrr dingin sekali disini. Sampai di peternak madu hujan berhenti. Dan selanjutnya sampai rumah. Bahkan dirumah panas terik. Perbedaan cuaca yang sangat berbeda jauh ..  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Camping Gunung Bongkok Purwakarta

Pendakian Gunung Sanggabuana Karawang 1278 Mdpl

Camping Gunung Parang